Sunday, February 1, 2009

AULEN DAN UKUOR

Aulen dan Ukuor adalah putra kembar Aulakilk, seorang Redu yang menjadi salah satu dari 12 Ksatria Terang generasi ketiga, yang memimpin bangsa Menal kembali ke Semenanjung Euredu. Mereka dilahirkan ketika Aulakilk gugur dalam perang melawan bangsa Derek. Kemudian pimpinan diambil alih oleh Ausuldef yang berhasil menaklukkan bangsa Derek di Euredu dan Eurrek dan mendirikan kembali Kerajaan Eumenal di Amerun. Ausuldef menikahi Edlen, istri Aulakilk serta mengangkat Aulen dan Ukuor sebagai putra-putranya.

Beberapa tahun kemudian datanglah bangsa Madoid (Zetid) menyerbu semenanjung Euredu Aujuldef gugur dalam peperangan mempertahankan kota Amerun. Semua istrinya diperkosa oleh orang-orang Madoid yang menjarah istana, termasuk Edlen. Putra-putranya ditangkap dan dijadikan budak di pertambangan-pertambangan, termasuk Aulen dan Ukuor. Kerajaan Eumenal kembali runtuh.

Adapun Aulen dan Ukuor dipekerjakan di tambang emas di hulu Sungai Emas. Ketika mereka berusia 15 tahun, terjadi pemberontakan. Bangsa Menal – yang mengaku diri sebagai Lodze – datang membebaskan budak-budak di pertambangan di bawah pimpinan Oltmegire. Ketika mengobrak-abrik hulu Sungai Emas, Oltmegire berhasil membebaskan beberapa budak, termasuk Ukuor, tetapi gagal membebaskan yang lain karena pertahanan bangsa Madoid yang kuat. Hal itu menyebabkan Ukuor terpisah dari saudaranya Aulen.

Sepuluh tahun kemudian, ketika orang-orang Lodze membebaskan budak-budak di tambang bijih besi di pegunungan Emumife, Ukuor – yang telah menjadi bagian dari orang Lodze – bertemu kembali dengan saudaranya, Aulen. Dan ternyata Aulen telah menjadi bagian dari prajurit bangsa Madoid.

Kemudian Ukuor mengajak saudara kembarnya untuk bergabug dengan dirinya tetapi ditolak. Malahan Aulen menyerang Ukuor dengan pedang. Tetapi sebelum melukai tubuh Ukuor, Aulen mati tertembak panah dari Oltmegire. Ukuor sedih meratapi kepergian saudaranya itu dan membunuh banyak orang Madoid yang ada di situ yang telah meracuni otak saudaranya.

Setelah perang di Emumife berakhir dengan kemenangan, Oltmegire menyesal telah membunuh Aulen yang ternyata adalah seorang Menal dan menyuruh Ukuor untuk membunuh dirinya sebagai ganti nyawa saudaranya itu. Tetapi Ukuor berkata : “Dia bukan saudaraku lagi. Kalian semua, bangsa Menal, adalah saudara-saudaraku dan aku takkan mengkhianati bangsaku sendiri.”

informasi tambahan :
sebelum mati dalam perang di Eurudzej, Oltmegire berpesan kepada Ukuor untuk membebaskan bangsa Menal dari penjajahan dan mempersatukan bangsa Menal dalam sebuah kerajaan. Dan Ukuor bersumpah akan melakukannya.
kemudian Ukuor dikenal sebagai Sang Pembebas karena keberhasilannya mengusir bangsa Madoid dari Euredu dan Eurrek, membebaskan bangsa Menal dan mempersatukan suku-suku Menal dalam sebuah kekaisaran Euredu.

Wednesday, January 7, 2009

NASIHAT SEORANG AYAH

Kepada anak-anakku aku selalu berkata
kepada merekalaha aku memberikan nasihat
Supaya mereka dapat menjalani kehidupannya 
dan hidup bahagia di hari tuanya

Berhati-hatilah menggunakan mulutmu
dan berpikirlah sebelum kau berbicara
Tentukanlah tujuanmu sebelum kau berjalan
supaya kau tak tersesat dalam perjalananmu

Dengarkanlah selalu nasihat orang-orang bijak
tetapi abaikanlah omongan kosong orang yang bodoh
Arahkanlah selalu pandanganmu ke depan
tidak ke samping, tidak pula menoleh ke belakang

Peganglah selalu tongkat penuntunmu
sebab hanya dengan itu, kau dapat menopang tubuhmu
Dan ingatlah selalu semua perkataanku
supaya dirimu selamat sampai ke tujuanmu

Friday, January 2, 2009

LEGENDA TUBUH KOR

Adalah Kor, Raksasa Cahaya yang muncul dari dalam Kegelapan dengan Kepala yang selalu berpikir, Tangan yang selalu berkarya dan Kaki yang selalu berjalan menyusuri kaki Langit. Dengan kedua Tangannya, ia menciptakan Dunia dan makhluk-makhluk yang menghuninya atas keinginan Sang Kepala. Dan dengan Tubuh cahayanya, ia menerangi Dunia yang diciptakannya. Dan mata tunggalnya selalu terbuka sepanjang waktu.

Suatu hari, Neka, Sang Kepala menginginkan supaya diciptakan suatu jenis makhluk terbaik yang pernah diciptakan sehingga bekerjalah kedua Tangannya menciptakan makhluk tersebut dari tanah Bumi. Tetapi terjadilah perselisihan antara kedua Tangan itu. Tam, Sang Tangan Kanan akan menciptakan makhluk sekecil ibu jarinya, yang serupa dengan Kor memiliki kepala yang berpikir, tangan yang berkarya, kaki yang berjalan supaya makhluk itu dapat mengagungkan kebesaran penciptanya. Sementara itu, Melad, Sang Tangan Kiri akan mencitakan makhluk terbesar, lebih besar dari ukuran Kor yang memiliki taring seperti singa dan sayap seperti burung serta cakar seperti beruang yang akan menjadi makhluk paling sempurna yang pernah ada untuk melindungi Kor. Tetapi Neka lebih berkenan kepada ciptaan Tam.

Maka marahlah Sang Tangan Kiri dan merusak sebagian besar ciptaan Kor sehingga Tam memotongnya. Tetapi Melad merampas Umte, Jantung Kor, sehingga matilah Kor. Dan oleh Neka, tubuhnya dihancurkan dengan menyisakan Kepala, Tangan Kanan, kedua Kaki dan Alat Kelamin Kor.

Selanjutnya Neka mewariskan Melk, Mata Kor untuk Tam, Sang Tangan Kanan; serta kedua telinganya untuk Nik dan Nez, Kaki-kaki Gor, dan mengutus mereka mencari dan menyelamatkan Umte. Dengan mulutnya, Neka memanggil seekor bangau untuk menuliskan pengetahuan pada sebuah batu, supaya Pengetahuan yang ada padanya tetap abadi.

Maka pergilah Melad, Sang Tangan Kiri membawa Umte untuk dihancurkan. Dipotong-potongnya tubuh Umte menjadi beberapa keping dan dibuangnya di atas Bumi. Setelah itu dihancurkannya Neka, Sang Kepala, dengan menggunakan Batu Pengetahuan sehingga Batu itu pun pecah berkeping-keping. Kemudian ia mengambil mulut Neka dan menggunakannya untuk menyesatkan setiap makhluk yang dijumpainya.

Tetapi Tam, Tangan Kanan Kor tetap mewujudkan makhluk terbaik ciptaannya, yaitu Manusia. Ia mengumpulkan kepingan tubuh Umte dan memberikannya kepada makhluknya itu supaya Manusia itu memiliki Kehidupan. Dan Ia juga mengumpulkan kepingan Batu Pengetahuan Neka dan menanamkannya pada kepala Manusia supaya Sang Manusia memiliki Pengetahuan.

Adapun setelah tubuh Kor dihancurkan, Uli terjatuh ke Bumi yang kering dan tandus. Kemudian dikeluarkannyalah benih-benih Kor ke Bumi sehingga tumbuhlah bermacam-macam tanaman. Ketika Manusia pertama ciptaan Tam ditempatkan di Daratan Bumi, Uli menjelma seperti Manusia itu, tetapi dalam wujud yang berbeda, yaitu wanita supaya Manusia itu tidak takut kepadanya. Tetapi Manusia itu mencintai Uli dan ingin menidurinya sehingga marahlah Uli dan ingin membunuhnya.

Datanglah Tam mencegahnya. Diciptakannyalah wujud manusia wanita yang seperti Uli dan dibawanya ke hadapan Manusia itu sebagai pengganti Uli. Setelah itu, Tam melepaskan mata Mata Kor sebelum pergi ke Langit dan menugaskannya untuk selalu mengawasi Bumi sebagai Matahari.

RIWAYAT RAJA AUMADME

Raja Aumadme memiliki lima orang putra dari istri tercintanya Emeulen. Dia dinobatkan menjadi raja sebagai orang yang masih memiliki darah Atmemliv, pendiri Eumefzi, setelah masa seratus tahun pemerintahan Dewan Tua-Tua di Eumefzi berakhir. Putra tertuanya, Atleoti buta sejak lahir sehingga ia memberikan hak waris takhtanya kepada putra keduanya, Altmecire. Kedua putranya itu lahir ketika ia belum menjadi raja dan masih menjadi seorang anggota Dewan Tua-Tua.

Putra ketiga Aumadme bernama Aresmak yang dilahirkan pada tahun-tahun pertamanya sebagai raja. Kemudian setelah kemenangan perang merebut Euderej dari kerajaan Eujurek, yaitu pada tahun ketiga pemerintahannya, istrinya melahirkan lagi seorang putra dan diberi nama Arikme. Dan tahun-tahun berikutnya menjadi tahun-tahun kejayaan pemerintahan Aumadme sampai pada tahun keenam pemerintahannya ketika istrinya meninggal setelah melahirkan putra kelimanya yang diberi nama Atlemair.

Sepeninggal Emeulen, Raja Aumadme merasa tertekan dan selama sembilan tahun ia berusaha mengobati kesedihannya yang mendalam atas kematian permasurinya itu hingga membuat kejayan Eumefzi memudar. Kejahatan melanda seluruh penjuru Eumefzi dan masing-masing daerah di Eumefzi ingin melepaskan diri, termasuk Euderej yang beberapa tahun lalu direbutnya dari Eujurek. Perompak-perompak mulai menguasai Laut Utara, membajak kapal-kapal dagang yang akan masuk ke pelabuhan-pelabuhan Eumefzi. 

Kemudian dengan penuh rasa putus asa, Aumadme menghadap Dewan Tua-tua meminta petunjuk. Dewan Tua-tua menyarankan Sang Raja untuk mengambil istri lagi sebagai pengganti permaisuri Emeulen supaya Aumadme bisa terobati kesedihannya dan kejayaan Eumefzi dipulihkan. Maka Aumadme meminta persetujuan dari kelima putranya dan melakukan apa yang disarankan Dewan Tua-tua meskipun Altmecire, Sang Putra Mahkota, menentangnya.

Selanjutnya Aumadme melakukan perjalanan mengunjungi negeri-negeri Manusia di Utara : Euredu, Eujmelv, Eumenire, Eumuder, Eumenal Baru, Eujilk dan juga Eujurek untuk melamar putri-putri raja kerajaan-kerajaan tersebut. Tetapi ia pulang dengan tangan hampa sebab sebagian besar putri- putri raja tidak mau menjadi istrinya dengan alasan tidak mau menjadi istri seorang yang sudah tua. Beberapa di antaranya belum cukup umur. Dan bahkan ada yang meminta mahar terlal sulit untuk dipenuhi seperti Raja Eujurek yang ingin menukarkan putrinya dengan wilayah Euderej.

Kemudian Dewan Tua-Tua menyarankannya untuk mengadakan pesta di istana dan mengundang semua gadis di Eumefzi dengan dalih hendak mencarikan jodoh untuk kedua putra tertua Raja. Saran itu dipandang baik oleh Sang Raja dan diadakannyalah sebuah pesta besar di istananya. Semua gadis di Eumefzi baik dari keluarga kaya dan keluarga miskin hadir di situ hingga jumlahnya mencapai sembilan ratus enam puluh dua orang, belum termasuk orang tua yang mengantar mereka. 

Maka Aumadme menyuruh Altmecire memilih dua gadis yang disukainya, satu untuk dirinya dan satu lagi untuk saudaranya yang buta. Dan seolah-olah dibuatnya gadis-gadis itu memang untuk mereka berdua sehingga kedua putranya itu benar-benar menyangka bahwa ayahnya hendak mencarikan jodoh untuk mereka. Tetapi ketika sudah didapatkan dua orang gadis, Aumadme memberikan pengumuman bahwa ia akan menikahi kedua gadis itu sehingga terkejutlah semua yang hadir pada saat itu. Altmecire, merasa ditipu oleh ayahnya sendiri, marah dan mengancam ayahnya dengan pedang. Tetapi dia ditahan dan Aumadme mengurungnya di dalam penjara karena perbuatannya itu.

Dan pesta pernikahan Sang Raja segera digelar dengan sangat meriah mengingat kedua calon permasurinya, Edmuf dan Emum, berasal dari keluarga miskin dan tentu saja hal itu mengangkat derajat keluarga miskin itu. Karena Aumadme berasal dari Kaum Putih, penyembah Sang Terang, maka pernikahan dilaksanakan secara ajaran Kaum Putih, meskipun kedua mempelainya berasal dari keluarga Pagan, penyembah Dewa-dewa bangsa Menal. Semua putra Aumadme hadir pada pesta itu kecuali Altmecire yang dikurung di penjara. Atleoti tidak menyesal meskipun ada sedikit kekecewaan terhadap ayahnya itu. Dan pada pesta itu pula, diumumkan bahwa jabatan putra mahkota Altmecire dicabut dan diberikan kepada putra ketiga Aumadme, Aresmak, yang masih berusia belasan tahun.

Tetapi sebuah peristiwa terjadi pada pesta pernikahan yang dihadiri oleh raja-raja dari negeri-negeri sahabat itu. Seorang wanita datang ke hadapan Raja Aumadme. Wajahnya cantik dan kulitnya putih seperti salju. Banyak orang yang hadir di situ terpesona melihatnya dan menyangka dia adalah putri seorang Dewa. Wanita itu memperkenalkan dirinya sebagai Enudev, seorang putri Kerajaan Peri dari Pulau Timur yang sengaja hadir meskipun tidak diundang untuk memberikan hadiah pernikahan bagi Raja Eumefzi, yaitu tubuhnya sendiri. Maka gembiralah hati Aumadme menerimanya dan berencana memperistri putri itu saat itu juga meskipun beberapa orang anggota Dewan Tua-tua melarangnya dengan alasan yang berbeda-beda.

Dan terjadilah bahwa Eumadme Raja Eumefzi beristri tiga. Kesedihan atas kematian istri pertamanya terobati. Kejayaan Eumafzi kembali diperolehnya meskipun keadaan keluarganya mengalami kekacauan setelah Altmecire membebaskan diri dari penjara. Aumadme lebih mencintai Enudev daripada kedua istrinya yang lain. Bahkan Sang Raja hampir melupakan putra-putra kandungnya sendiri.

Karena cemburu maka diam-diam Edmuf dan Emum berencana membunuh Enudev karena merasa tidak mendapatkan perhatian dari sang Raja. Tetapi pada malam sebelum rencana itu dilakukan, Edmuf terjun dari atas menara tanpa sebab yang jelas. Sang Raja menyangka bahwa wanita itu bunuh diri tetapi Emum yakin bahwa Enudev telah membunuh Edmuv dan diceritakannyalah hal itu kepada Atleoti, putra tirinya.

Setelah itu Emum berusaha membuat dirinya mengandung sebelum Enudev memperoleh anak dari Sang Raja. Didekatinya Atleoti yang buta, dibuatnya mabuk dan tidurlah ia bersama putra tirinya itu. Tetapi Aumadme mengetahui hal itu dan marahlah ia kepada putra dan istrinya itu. Dipenjarakannyalah mereka oleh Sang Raja supaya mereka menyesali kesalahannya. Tetapi diam-diam Enudev datang kepada Emum dan menyuruh wanita itu untuk menggugurkan kandungannya, tetapi Emum tidak mau. Beberapa hari kemudian gugurlah kandungannya dan matilah Emum di dalam penjara setelah mengalami pendarahan yang hebat.

Kemudian terjadilah pemberontakan di Eumefzi. Altmecire datang dengan kekuatan barunya mengobarkan perang melawan Sang Raja. Diutusnyalah oleh Aumadme putra keempatnya, Arikme yang masih terlalu muda, memimpin prajurit untuk memadamkan pemberontakan itu. Tetapi Arikme terbunuh sebelum tiba di medan peperangan dan sang Raja menyangka bahwa putranya itu dibunuh oleh Altmecire sehingga ketika berhasil ditangkap, dengan teganya Aumadme memenggal kepala Altmecire.

Setahun kemudian mengandunglah Enudev dan melahirkan seorang putra bagi Aumadme. Hal itu membuat geram Aresmak sang putra mahkota karena perhatian ayahnya tertuju pada bayi itu. Maka Aresmak berusaha untuk membunuh anak itu. Tetapi tiba-tiba berubahlah ia dan pada pesta perayaan tahun pertama kelahiran bayi itu, yang diberi nama Muogeac, ia mengumumkan bahwa ia memberikan hak waris takhta Eumefzi kepada Muogeac. Setelah itu pergilah ia dan pagi harinya ditemukan mati di ruangannya seperti habis menenggak minuman beracun. 

Dan tinggalah Atlemair sendiri sebagai putra Aumadme. Setiap hari ia mengunjungi satu-satunya saudaranya yang masih hidup, Atleoti yang buta di dalam penjara. Atleoti menyuruhnya untuk waspada sebab telah dicurigainya Enudev menggunakan sihir untuk membinasakan seluruh anggota keluarganya dan memengaruhi pikiran ayahnya beserta Dewan Tua-tua. Atleoti berpesan kepada Atlemair untuk menjaga dan menyadarkan ayahnya.

Suatu hari Aumadme memohon kepada Enudev untuk pergi ke Kerajaan Peri di Pulau Timur bersamanya. Sebab ia merasa perlu berkenalan dengan keluarga Enudev dan memperkenalkan Muogeac kepada kaum Peri di sana. Tetapi Enudev menolak. Dan setiap kali Aumadme memohon kepadanya, ia selalu menolak dengan alasan bahwa kamu Peri sudah berubah menjadi jahat dan ingin menguasai negeri-negeri Manusia di Daratan Bumi. Enudev mengaku bahwa sebenarnya ia adalah salah seorang utusan Peri yang datang untuk melumpuhkan kerajaan Eumefzi dengan sihir meskipun ia tidak menginginkan hal itu sehingga ia enggan untuk kembali ke sana sebab itu sama saja dengan mati.

Enudev menyuruh Aumadme untuk menyiapkan prajurit-prajuritnya serta mengajak negeri-negeri sahabat untuk memerangi bangsa Peri di Pulau Timur sebelum mereka datang ke Daratan Bumi dan menghancurkan Kerajaan-kerajaan Manusia. Enudev mengusulkan supaya Atlemair menjadi penglima perangnya. Tetapi Atlemair menolaknya dan berkata bahwa kaum Peri tak seharusnya harus dimusuhi.

Enudev menyadari bahwa pikiran Atlemair telah diracuni oleh Atleoti. Maka dengan sihir ia memengaruhi pikiran Atlemair untuk membunuh Atleoti. Setelah sadar membuat kesalahan, pergilah Atlemair melarikan diri dan hidup sebagai pelarian di padang belantara Eumefzi sampai akhirnya ia bertemu dengan Aukliz, seorang pemuda yang ingin mendaftarkan diri sebagai prajurit Eumefzi untuk berperang melawan Negeri Peri, yang akhirnya menjadi sahabatnya. Atlemair mengajak Aukliz untuk pergi ke Euredu, menjauhi Eumefzi.

Di Euredu, Atlemair menuju ke kota sihir Amejudeb, yang terletak di bawah tanah, tempat para Manusia mempelajari sihir, sebab ia ingin sekali melawan Enudev dengan kekuatan sihir juga. Tetapi para penyihir di situ tidak mau menerimanya sebab mereka tidak suka dengan kehadiran Aukliz dan mencurigai Aukliz sebagai sekutu Enudev. Meskipun Atlemair meyakinkan mereka bahwa Aukliz adalah orang baik-baik, untuk membuktikan kebaikannya, Aukliz diutus pergi ke Pulau Timur seorang diri dengan perahu untuk memperingatkan bangsa Peri akan rencana perang itu.

Aukliz menjalankan tugasnya dengan baik meskipun banyak Peri yang tidak memercayai ucapannya. Beberapa Peri termasuk puteri Ududlivim memercayai ucapannya dan memintanya menyelamatkan bangsa Peri.  

Maka dua puluh kapal perang pertama Eumefzi yang memuat dua puluh ribu prajurit berlayar ke Negeri Peri dipimpin oleh Aumadme sendiri, bersama dengan puluhan kapal perang dari Euredu dan Eujurek menyerang Pulau Timur segera setelah merapat di pantainya. Segera dibantainya kaum Peri yang belum siap untuk berperang itu tanpa mengenal belas kasihan. Tetapi beberapa orang Peri berhasil menyelamatkan diri dan membalas kematian saudara-saudara mereka dengan sihir sehingga matilah para prajurit di sana. Demikian pula dengan Aumadme mengakhiri hidupnya di sana.

Kaum Peri yang masih hidup mengembalikan jasad Manusia-manusia yang mati di Pulau Timur beserta dengan kapal-kapal mereka dan sebuah tulisan Peri tertulis pada kapal-kapal itu yang artinya kurang lebih : “Kami tidak ingin berperang melawan kalian”. Maka sangat beranglah Enudev karena ada beberapa Peri yang masih hidup. Ia menyuruh Eumefzi membalaskan kematian pahlawan-pahlawannya dengan cara menghentikan penyembahan kepada Sang Terang, yang juga disembah oleh kaum Peri. 

Kitab Putih dimusnahkan dan mulailah Enudev memperkenalkan sesembahan baru : Sang Kegelapan, Penguasa Malam. Ia mengganti Kuil Sang Terang menjadi Kuil Kegelapan, mengumpulkan seluruh rakyat Eumefzi, termasuk Kaum Berwarna dan memaksa mereka menghabiskan waktu di situ memanjatkan doa kepada Sang Kegelapan pada waktu malam supaya bangsa Peri dimusnahkan.

Tiba-tiba pada malam ketiga, datanglah Angin Besar dari Barat membawa Wabah Kematian di dalamnya bergerak menuju Timur, merusak setiap tempat yang dilewati. Dan Angin itu benar-benar menuju Pulau Timur, membinasakan semua yang tersisa di sana.

ERRILITMUJ SANG PENGEMIS

Ratu Emezzal, permaisuri Raja Ukuor, Sang Pembebas, melahirkan sepasang putri kembar, tetapi sang bidan yang membantu persalinannya mencuri salah satu bayinya dan kabur bersama bayi itu. Ketika Raja Euredu itu mengetahui hal itu, disuruhnyalah prajurit-prajuritnya memburu bidan itu. Tetapi bidan itu membuang sang bayi di tepi sungai Af sebelum akhirnya tertangkap oleh para prajurit dan dihukum mati. 

Kemudian sang bayi ditemukan oleh seorang wanita tua yang menjadi pengemis di pasar yang tidak memiliki anak. Ia mememelihara anak itu dan menamakannya Errilitmuj dan menganggapnya sebagai anaknya sendiri.

Errilitmuj tumbuh sebagai wanita cantik, meskipun ia ikut bekerja bersama dengan ibunya sebagai pengemis. Suatu hari jatuh sakitlah ibu Errilitmuj dan mati setelah menceritakan bahwa Errilitmuj bukan darah dagingnya. 

Adapun saudari kembarnya yang terpisah, yang bernama Euzedzeme, dijodohkan dengan seorang pangeran Eumuder, mengalami kecelakaan yang mengakibatkan wajahnya rusak. Ia sangat putus asa dan kabur dari istana, berjumpa dengan seorang pengemis yang wajahnya mirip dengan dirinya sebelum mengalami kecelakaan, yaitu Errilitmuj. Maka kembalilah ia dan membawa Errilitmuj ke istana sehingga terkejutlah Ukuor dan permaisurinya melihat sosok Errilitmuj yang serupa dengan puterinya. 

Tetapi puteri Euzedzeme cemburu melihat Errilitmuj disenangi banyak orang di istana, termasuk ayah-ibunya yang meyakini bahwa anak mereka yg hilang telah ditemukan. Euzedzeme tidak mau mengakui Errilitmuj sebagai saudarinya. Ia menindas Errilitmuj di belakang ayah dan ibunya.

Ketika pangeran Eumuder datang melamar Euzedzeme, disembunyikannyalah Errilitmuj oleh Euzedzeme di dalam sebuah ruangan. Tetapi sang pangeran berencana membatalkan lamarannya setelah melihat wajah Euzedzeme yang rusak dan menyangka bahwa raja Euredu telah mempermainkan dirinya, memberikan puteri yang buruk rupa kepadanya.

Malam harinya, sang pangeran Eumuder mendengar suara tangisan dari sebuah ruangan dan menjumpai sosok cantik yang sedang bersedih. Diceritakannyalah oleh Errilitmuj bahwa ia sebenarnya adalah saudari kembar Euzedzeme yang ditindas oleh saudarinya sendiri. 

Maka keesokan harinya, sang pangeran Eumuder mengumumkan bahwa ia akan menikahi Errilitmuj bukan Euzedzeme. Mendengar hal itu marahlah Euzedzeme dan membunuh Errilitmuj dengan pisau di hadapan Ukuor dan sang Pangeran. Matilah Errilitmuj dan sebelum ia mati ia berpesan supaya Euzedzeme tidak dihukum atas apa yang dilakukan terhadap dirinya tetapi tetap dinikahkan dengan sang pangeran, sebab katanya : “Aku tidak membutuhkan kekasih, tetapi seorang saudari untuk dicintai.” 

AINAL DAN IDDIUROC

aAdalah Ainal, seorang pemuda Redu yang menghabiskan masa kecilnya dalam penjajahan bangsa Madoid terpisah dari ayah dan ibunya. Setelah Ukuor, Sang Pembebas, membebaskan bangsanya dari penjajahan dan mendirikan kerajaan Euredu, Ainal mengabdikan diri sebagai prajurit.

Ketika masa perang dingin antara Euredu dengan Eujmelv, Ainal diangkat sebagai panglima yang memimpin seribu prajurit dan diutus memata-matai Eujmelv bersama prajurit-prajuritnya, menyamar sebagai orang Zujmelv dengan nama samaran Illiuf.

Di Eujmelv, Ainal menumpang di rumah seorang Zujmelv yang mempunyai seorang putri bernama Iddiuroc. Maka jatuh cintalah Ainal kepada gadis itu dan Iddiuroc menanggapinya sampai-sampai ia melupakan tugasnya sebagai mata-mata Euredu dan melamar Iddiuroc sebagai istrinya.

Tetapi sehari sebelum hari pernikahannya, orang tua Iddiuroc mengetahui kenyataan bahwa Ainal adalah adalah mata-mata Euredu, yang merupakan musuh utama kerjaan Eujmelv. Dan diam-diam dilaporkannnyalah Ainal kepada raja Eujmelv supaya ditangkap.

Mengetahui hal tersebut, Ainal melarikan diri bersama Iddiuroc kembali ke Euredu. Tetapi ketika sampai di daerah perbatasan, mereka tertangkap oleh prajurit-prajurit Eujmelv. Ainal mati dipenggal kepalanya di depan mata Iddiuroc dan Iddiuroc dikembalikan kepada orang tuanya.

Dalam kesedihan yang mendalam, Iddiuroc dijodohkan oleh orang tuanya dengan seorang Zujmelv. Sebelum pesta pernikahannya berlangsung, diam-diam ia mengambil sebotol minyak wangi dan melarutkannya ke dalam minuman untuk pesta itu. Dan ketika upacara pernikahan berlangsung, ia mengambil segelas air beracun itu terlebih dahulu lalu berdiri dan mengucapkan kata-kata : “Cinta tidak mengenal siapa yang mencintai dan siapa yang dicintai.” Setelah meminum minuman itu, matilah ia menyusul kepergian kekasihnya, Ainal.